Pages

Ads 468x60px

Senin, 27 Januari 2014

EFLORESENSI (RUAM KULIT)

Mari bahas pelajaran yang udah duluuuuuuu kali (gak pake "bah!" wkwkwk...),, ngerefreshin otak.
Ane pilih efloresensi karena tertarik dengan ilmu kulit. Tulisan ini bukan untuk menggurui yaaa...
Ane juga yakin deh kalo adek-adek, temen-temen, abang-abang & kakak-kakak (yang mau repot-repot buang waktunya yang berharga untuk sekedar baca tulisan di blog ini --> kalo ada yang baca sih, jleb jlebb...) yang jauuuh lebih pinter dari ane.

Ini semua ane tulis coz becoz performa belajar otak ane mulai menurun (yaiyalah, 2 taun libur kuliah, buka buku bisa diitung pake jari :P ). Oia, karena yang dibahas efloresensi, sebaiknya emang pake gambar sih ya, tapi berhubung gambarnya belum ada, ane padetin jadi ini dulu ajahh. Nanti kalo udah terkumpul semua gambarnya InsyaALLAH ane postingin lagi deh.

Oke-oke.. udah cukup kata sambutan yang marsamburetan dari ane, hehe... :P
 Let's  cekidot....

Jenis Efloresensi (ruam kulit)
1. Ruam Kulit Primer
  • Makula
    Perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan bentuk, contohnya pada : tinea versikolor, morbus hansen.
  • Eritema
    Makula yang berwarna merah seperti pada dermatitis, lupus eritromatosus.
  • Papula
    Penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas, ukuran < 1cm.
  • Nodula
    Seperti papula tapi diameter > 1cm, contoh pada prurigo nodularis.
  • Vesikula
    Gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter < 1cm, contoh pada herpes zooster, varisela.
  • Bula
    Vesikel dengan diameter > 1cm, misal pada pemfigus, luka bakar.
    Jika vesikel/bula berisi darah --> vesikel/bula hemoragik.
    Jika bula berisi nanah disebut bula purulen.
  • Pustula
    Vesikel berisi nanah, contoh : variola, varisela, psoriasis pustulosa.
  • Urtika
    Penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.
  • Tumor
    Penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.
  • Kista
    Penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, contoh : kista epidermoid.

2. Ruam Kulit Sekunder

  • Skuama
    Pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus (TV), sedang (dermatitis), kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
  • Krusta
    Onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).
  • Erosi
    Kerusakan kulit sampai ujung stratum spinosum. Kulit nampak menjadi merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
  • Ekskoriasi
    Kerusakan sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.
  • Ulkus
    Kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Misal, ulkus tropikum, ulkus durum.
  • Rhagaden
    Belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis, keratodermia.
  • Parut (sikatriks)
    Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari jaringan sekitarnya (sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi?luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.
  • Keloid
    Hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.
  • Abses
    Kantong berisi nanah di dalam jaringan. Misal abses bartholini dan abses banal.
  • Likenifikasi
    Penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relief kulit tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
  • Guma
    Efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif, kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal pada sifilis gumosa.
  • Hiperpigmentasi
    Penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma pasca inflamasi.
  • Hipopigmentasi
    Kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya, misal skleroderma dan vitiligo.


3. Efloresensi khusus :

  • Kanalikuli
    Saluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.
  • Milia (white head)
    Penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika.
  • Komedo
    Ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan kulit, seperti pada akne.
  • Eksantema
    Ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam,  seperti pada demam berdarah.
  • Roseola
    Eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan frambusia.
  • Purpura
    Perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan, dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa. 

Sifat-sifat efloresensi :
1. Ukuran
  • Miliar (sebesar kepala jarum pentul)
  • Lentikular (sebesar kacang hijau-jagung)
  • Numular (sebesar uang logam seratus rupiah)
  • Plakat (lebih besar dari uang logam seratus rupiah)
2. Gambaran
  • Linear (seperti garis lurus)
  • Sirsinar/anular (melingkar)
  • Arsinar (menyerupai bulan sabit)
  • Polisiklis (menyerupai bunga)
  • Korimbiformis (jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil {hen and chicken configuration})
3. Bentuk
  • Bundar (impetigo)
  • Lonjong (ptiriasis rosasea)
  • Serpiginosa (sifilis stadium III)
  • Herpetiformis (menyerupai dermatitis herpetiformis)
  • Konfluen (jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar {variola})
  • Iris formis (menyerupai iris --> bentuk bulat/lonjong, pada bagian tengah tampak putih atau hitam {pada eritema multiforme}). 
4. Lokalisasi/penyebaran
  • Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum).
  • Multipel, jika lesi banyak (varisela).
  • Regional, menyerang satu regio (pada prurigo, urtikaria).
  • Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain (ektima).

Sumber : Siregar, RS.2004.Atlas Berwarna Saripati Ilmu Penyakit Kulit, 2nd eddition.Jakarta.EGC

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates