Pages

Ads 468x60px

Minggu, 16 Februari 2014

Muslimah yang Ikhlas

Allah berfirman,
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu (yaitu mengesaknKu).” (Adz Dzariyat 56)

Ibadah dilakukan oleh seorang muslimah karena kebutuhannya terhadap Allah sebagai tempat sandaran hati dan jiwa, sekaligus tempat memohon pertolongan dan perlindungan. Dan ketahuilah saudariku bahwa ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal seorang muslimah, di samping dia harus mencontoh gerak dan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadahnya.
“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepadaNya, dengan mentauhidknnya.” (Al Bayyinah 5)

Ikhlas adalah meniatkan ibadah seorang muslimah hanya untuk mengharap keridhoan dan wajah Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi Allah dalam ibadah tersebut. Ibadah yang dilakukan untuk selain Allah atau menjadikan sekutu bagi Allah sebagai tujuan ibadah ketika sedang beribadah kepada Allah adalah syirik dan ibadah yang dilakukan dengan niat yang demikian tidak akan diterima oleh Allah. Misalnya menyembah berhala di samping menyembah Allah atau dengan ibadah kita mengharapkan pujian, harta, kedudukan dunia, dan lain-lain. Syirik merusak kejernihan ibadah dan menghilangkan keikhlasan dan pahalanya.

Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah ia mendapatkan pahala?”
Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ” Ia tidak mendapatkan apa-apa.”
Orang tadi mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali, dan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tetap menjawab, ” Ia tidak akan mendapatkan apa-apa. ” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajahNya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai)

Ketahuilah saudariku… bahwa ikhlas bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ikhlas adalah membersihkan hati dari segala kotoran, sedikit atau pun banyak – sehingga tujuan ibadah adalah murni karena Allah.

Ikhlas hanya akan datang dari seorang muslimah yang mencintai Allah dan menjadikan Allah sebagi satu-satunya sandaran dan harapan. Namun kebanyakan wanita pada zaman sekarang mudah tergoda dengan gemerlap dunia dan mengikuti keinginan nafsunya. Padahal nafsu akan mendorong seorang muslimah untuk lalai berbuat ketaatan dan tenggelam dalam kemaksiatan, yang akhirnya akan menjerumuskan dia pada palung kehancuran di dunia dan jurang neraka kelak di akhirat.
Oleh karena itu, hampir tidak ada ibadah yang dilakukan seorang muslimah bisa benar-benar bersih dari harapan-harapan dunia. Namun ini bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan keikhlasan. Ingatlah bahwa Allah sentiasa menyayangi hambaNya, selalu memberikan rahmat kepada hambaNya dan senang jika hambaNya kembali padaNya. Allah senatiasa menolong seorang muslimah yang berusaha mencari keridhoan dan wajahNya.

Tetaplah berusaha dan berlatih untuk menjadi orang yang ikhlas. Salah satu cara untuk ikhlas adalah menghilangkan ketamakan terhadap dunia dan berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah, bahwa Allah akan memberikan balasan berupa kenikmatan abadi di surga dan menjauhkan kita dari neraka. Selain itu, berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah agar tidak menarik perhatianmu untuk dilihat dan didengar orang, sehingga mereka memujimu. Belajarlah dari generasi terdahulu yang berusaha ikhlas agar mendapatkan ridho Allah.

Dahulu ada penduduk Madinah yang mendapatkan sedekah misterius, hingga akhirnya sedekah itu berhenti bertepatan dengan sepeninggalnya Ali bin Al Husain. Orang-orang yang yang memandikan beliau tiba-tiba melihat bekas-bekas menghitam di punggung beliau, dan bertanya, “Apa ini?” Sebagian mereka menjawab, “Beliau biasa memanggul karung gandum di waktu malam untuk dibagikan kepada orang-orang fakir di Madinah.”Akhirnya mereka pun tahu siapa yang selama ini suka memberi sedekah kepada mereka. Ketika hidupnya, Ali bin Husain pernah berkata, “Sesungguhnya sedekah yang dilakukan diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah.”

Janganlah engkau menjadi orang-orang yang meremehkan keikhlasan dan lalai darinya. Kelak pada hari kiamat orang-orang yang lalai akan mendapati kebaikan-kebaikan mereka telah berubah menjadi keburukan. Ibadah mereka tidak diterima Allah, sedang mereka juga mendapat balasan berupa api neraka dosa syirik mereka kepada Allah.
Allah berfirman,
“Dan (pada hari kiamat) jelaslah bagi azab mereka dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (Az Zumar 47-48)
“Katakanlah, Maukah kami kabarkan tentang orang yang paling merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka di dunia, sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-baiknya.” (Al Kahfi 103-104)

Saudariku muslimah… bersabarlah dalam belajar ikhlas. Palingkan wajahmu dari pujian manusia dan gemerlap dunia. Sesungguhnya dunia ini fana dan akan hancur, maka sia-sia ibadah yang engkau lakukan untuk dunia. Sedangkan akhirat adalah kekal, kenikmatannya juga siksanya. Bersabarlah di dunia yang hanya sebentar, karena engkau tidak akan mampu bersabar dengan siksa api neraka walau hanya sebentar.


Maraji’: 
Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf

Tazkiyatun Nufus

Source : muslimah.or.id

Kamis, 13 Februari 2014

Dilema KTI Sendiri huhuhikss..


Jadi, hari ini adalah hari terakhir untuk ngumpulin KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang --> Udah selesai seminar proposal daaaan udah ngadakan penelitian tapiiiiiiiiiiiiiiii belum meja hijau...

Itulah kategori untuk eike saat ini. So, kemarin semangat-semangat ga jelas mo nyelesein walopun ada nunda-nunda juga. Rencananya, tadi malem mo ngebut ngerjain saaaampe pagi!

Terus tiba-tiba ingat y,, kan kemarin Surat Pengantar Riset dari Bagian Rekam Medis RSHM belum diambil... Huaaaaaaaaaahikshikshiksss....


Dan agak susah lah kalo mau diambil sekarang, karena 'kan itu kejadiannya udah lamaaaaaaaa, seminggu sebelum aksi yg 2 bulan itu....
Kenapa ga diambil? Ya, karena ga tau akan dikasih surat pengantar riset, dan itu balesan dari Surat Permohonan Izin Penelitian (ini bukan pembelaan diri *penulis ga bisa silat, beneran* ngaku salah).

Kemana aja selama ini?? Kok ga tau??? Oh nooooo *Dong-dong-dong ...

Terus, apa jadinya jika nyetorin KTI ke MEU tidak dengan kelengkapan surat? Apakah mereka bisa percaya? Sepertinya tidak, 'kan datanya jadi susah untuk dipertanggungjawabkan, apalagi untuk yg buat. Ok, ok,, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali (nekad..)

Let's checking The surat of pengantar izin penelitian,, cari............cari..........................cari............................terus cari........................................................ ...................caricaricari............................................terus caricari.............................................................. .........................................caricaricariteruuuus........................................................................................... ...........................................................................................................................................GA ADA!
....................Ilang malah...... (>.<)

haduh.. Oke, tarik nafas dalam dalaaaammm,,, mahasiswi yg kayak gini bukan cuma eike ya bok....
Oke, dirunut dimulai dari kejadian 2 bulan ke belakang............................................................................. ...............................................skip skip skip........................................................................................... .............................................................................skip! I got it! Kemarin diselipin di buku, tapi lupa buku apa, perasaan buku blok, ga ada juga. ...............................error.............................................................. ...............................................................................................................................................................

Well, kesimpulan : ngumpulin proposal KTI yg udah kena revisi doang.

Loh? Kok boleh? Normalnya ga boleh lah, ini kan karna eike ga normal, ga ding! Becanda..  Karena penyatuan akademik kemarin,, jadi angkatan 2010 kampus yg di sana belum ada KTI, jadi KTI kita dikumpulin..
Jadi, semua tugas KTI mahasiswa/i gimanapun keadaannya dikumpulin.

Loh? kok stambuk 2010 ente din? Ga salah? Salah sih, coba cek di artikel sebelumnya tentang Koas Luar atau Dalam.

Yaudin kalo begbegbegitu, eike mau siap-siap ke kampus dulu,, gimana kelanjutannya kita cekidot nanti.
Yuk capcus ah!
Dah neeek...




Rabu, 12 Februari 2014

Tanda fitnah telah masuk ke hati


Hudzaifa radliyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya fitnah itu akan ditampakkan ke hati..
Hati mana saja yang menerimanya akan diberi titik hitam padanya..
Dan hati mana saja yang mengingkarinya akan diberikan titik putih..
Siapa yang ingin mengetahui apakah fitnah itu telah masuk ke hatinya atau tidak, maka lihatlah:
Jika ia memandang haram yang seharusnya dipandang halal..
Atau memandang halal yang seharusnya dipandang haram..
Berarti fitnah telah menerpanya..

(HR Ibnu Abi Syaibah dalam al mushannaf 15/88 dengan sanad shahih)

Selasa, 11 Februari 2014

Mengingat Manusia atau Mengingat Allah?


Abdullah bin ‘Aun rahimahullah berkata,

“Mengingat manusia adalah penyakit, sedangkan mengingat Allah adalah obat”.

Imam Adz Dzahabi mengomentari,

"Iya demi Allah.

Yang aneh dari kita dan akibat kebodohan kita, bagaimana kita tinggalkan obat dan menjerumuskan diri dalam penyakit.

Rabbuna berfirman (yang artinya), 'Orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tenang dengan berdzikir kepada Allah, ketahuilah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenang'.

(QS. Ar Ra’du: 29).



Namun, tidak ada yang mampu melakukan itu kecuali dengan taufiq dari Allah. Siapa yang senantiasa berdoa dan selalu mengetuk pintu-Nya maka akan dibuka untuknya".

( Qola Adz-Dzahabi, Hal. 8 )

Sumber : Fan Page Pemuda Muslim

SUKU YANG SANGAT DISEGANI OLEH MASYAIKH SAUDI


(Kisah ini didapat dari temen fb nya kak N, mungkin beliau adalah kak J (ana taunya dari N) dan kebetulan ana temenan juga sama beliau di fb. Di dumay maupun dunia nyata ana emang belum kenal orangnya sih, hehe.. 
Tapi udah minta izin ke kak J untuk mencatut postingan beliau di sini.)


Bismillah,
Begini ceritanya... 

Ibnu Amr Ad Dimakiy
pada hari Rabu
dari ustadz abdullah zaidi bercerita kepadaku...

"anta tau tidak kalau ada satu suku yang sangat disegani oleh masyaikh saudi, namun berasal dari luar as su'udiyyah?"

"suku apa itu ustadz?"

"pernah dengar mauritaniyyah?"

"belum ustadz, kenapa mereka disegani ustadz?"

"karena kebiasaan mereka dalam menuntut 'ilmu yang sangat luar biasa... jika ada seorang anak kecil disana berumur 7 tahun belum hafal qur'an itu akan sangat memalukan kedua orangtuanya... bahkan 7 dari 13 doktor di mediu berasal dari mauritaniyyah."

"Masya Allah, bagaimana sistem pengajaran mereka?

"pertanyaan anta jamil... memang kita bukan hanya harus takjub, tapi kita harus meniru sistem yang mereka gunakan. jadi begini akhi...
mereka itu mendapatkan pendidikan al qur'an bukan hanya sejak kecil, tapi sejak BAYI...
ketika ada seorang ibu hamil, dia tidak akan menghabiskan waktu hanya tidur di kasur. ibu tersebut akan menyibukkan diri untuk muroja'ah hafalannya... hingga ibu itu terasa letih karenanya...
setelah bayi itu lahir, keluarga yang akan muroja'ah... misalkan seorang anak akan muroja'ah kepada bapak atau ibunya, maka DIWAJIBKAN untuk dia muroja'ah di depan adiknya yang masih bayi pula...
jadi ketika ibunya sedang menggendong bayi tersebut, kakaknya muroja'ah kepada ibunya... kalaupun suara tangis bayi mengganggu kakaknya ya itulah tantangan untuk anak tersebut..."

"Masya Allah, lalu sistem ketika menginjak remaja gimana ustadz?"

"ahsanta, ketika mereka berusia 7 tahun ke atas, mereka akan pergi kepada masyaikh untuk belajar agama. mereka tidak belajar di dalam kelas... jadi para masyaikh setempat membuat tenda di tengah gurun, dan di dalam tenda itulah proses belajar mengajar dilakukan... mungkin dalam fikiran kita menyakitkan karena panasnya. namun itu nikmat untuk mereka karena rasa ingin tau yang tinggi pada diri mereka menjadikan SEDIKIT 'ILMU adalah NIKMAT DAN RIZQI YANG MELIMPAH UNTUK MEREKA, BUKAN HARTA...!!!"

"Masya Allah Masya Allah Yaa Ustadz..."

"Na'am, ketika syaikh tersebut berkata, "istami'..." maka semuanya menatap syaikh tersebut dan menyimak dengan seksama. tidak ada yang berani menulis bahkan bermain pulpen, karena akan dimarahi... setelah syaikhnya menerangkan panjang lebar barulah mereka menulis... mereka menulispun juga bukan di selembar kertas. mereka menulis di batu, daun, kulit pohon atau sejenisnya yang mereka bawa dari rumah, kenapa tidak pakai kertas? karena memang itu dilarang, dan mereka hanya membawa selembar... setelah mereka menulis maka tulisan mereka yang berasal dari ingatan mereka itu ditunjukkan ke syaikh, kalau ada kesalahan maka akan dikembalikan untuk dibetulkan hingga semua santrinya menuliskan semua yang diucapkan syaikh... itu menunjukkan SYAIKH TERSEBUT HAFAL APA YANG DIUCAPKAN.
Masya Allah... Ketika semua santrinya telah menuliskan dengan benar maka syaikh memerintahkan untuk dihapus..."

"Dihapus ustadz? lalu mereka tidak punya catatan pelajaran hari itu dong?"

"Laa yaa akhi, ketika semuanya sudah benar itu menunjukkan pelajaran yang disampaikan oleh syaikh sudah HAFAL DI LUAR KEPALA. Jadi catatan mereka ya ingatan mereka itu... Setelah semuanya benar dan telah dihapus, maka syaikh melanjutkan pelajarannya... begitu seterusnya sampai pelajaran di hari itu habis. Setelah mereka pulang ke rumah, barulah apa yang mereka INGAT mereka tulis ulang dalam buku-buku mereka...
Di usia 17 tahun, mereka sudah bisa mengeluarkan fatwa, yang berarti mereka sudah menjadi MUFTI..."

"Masya Allah, merinding ana ustadz..."

"Jamil... Dulu ketika ana di lipia ada cerita menarik, dosen ana ketika ingin mencari atau mengingat-ingat sebuah hadits maka beliau bertanya kepada temannya yang masih berstatus mahasiswa S2, karena apa?
Karena ikhwan ini sudah hafal kutubus sittah, bulughul marom, shohihain, dan sekarang sedang menghafal musnad imam ahmad dan sudah hafal 2/3 nya... anta tau kan kitab-kitab tersebut tebalnya seperti apa? itu hanya masih tebalnya, belum isi dari kitab tersebut... BERAPA BANYAK HADITS YANG TERDAPAT DI KITAB ITU
Masya Allah.
Dan yang akan lebih mengherankan anta adalah, MEREKA BUKAN HANYA HAFAL MATAN HADITSNYA... NAMUN SAMPAI KE RIJALUL HADITS, PERAWI INI LAHIR TAHUN SEKIAN, MENINGGAL TAHUN SEKIAN, MENGAMBIL HADITS DARI SIAPA SAJA, DINYATAKAN TSIQAH ATAU TIDAK OLEH 'ULAMA, HINGGA DIA BISA MENENTUKAN SENDIRI SANAD HADITS TERSEBUT SHAHIH ATAU TIDAK TANPA MENCATUT PERKATAAN SEORANG MUHADDITS SEPERTI SYAIKH ALBANI KALAU HADITS TERSEBUT SHAHIH..."

"Masya Allah, merasa tidak punya apa-apa ustadz ketika menyadari di belahan bumi lain ada yang mempelajari agama hingga seperti itu..."

"Na'am, ana pun demikian... kalau anta ingat, ustadz erwandi tarmidzi pernah bilang seperti ini. "Janganlah kalian bangga ketika sudah hafal al qur'an, karena memang itu belum ada apa-apanya di kalangan penuntut 'ilmu, dan janganlah kalian bangga ketika sudah hafal hadits arbain, karena itu sudah sangat lazim di kalangan penuntut 'ilmu, janganlah kalian menjadi sombong dengan sedikitnya 'ilmu yang kalian miliki... karena bukannya 'ilmu itu akan bertambah malah bisa jadi akan berkurang. hafal qur'an hanyalah pintu untuk antum memasuki dunia para 'ulama, hadits arbain hanyalah dasar pijakan pertama antum memasuki dunia para 'ulama, namun kalian belum pantas disebut 'ulama..."

"Masya Allah, banyak faidah dari obrolan ini ustadz..."

"Jamil, makna dari zuhud itu apa? Al Faqir Wal Masakin kah? atau seperti apa menurut anta?"

"Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang ditanya ustadz..."

"Ahsanta, Barakallahu fiik, zuhud adalah ketika kita mampu meninggalkan apa-apa saja yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita, al mislu: nonton YKS bermanfaat tidak untuk kehidupan akhirat kita?"

"Tidak ustadz."

"Jamil, maka tinggalkanlah hal yang serupa dengan itu dalam urusan duniawi kita kalau tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita... itulah zuhud."

"ahsanta, lalu kenapa 'ulama dari mauritaniyyah tidak terkenal ustadz?"

"karena kebiasaan mereka... mereka lebih disibukkan untuk belajar dan mengajar. Tidak ada yang namanya safari dakwah atau khuruj ke suatu tempat dan yang semisalnya... kalau kita butuh beliau, ya kita yang mengunjungi beliau... sebenarnya banyak 'ulama dari mauritaniyyah, coba saja cari 'ulama yang berakhiran 'as sinqithi'. Mereka adalah hasil didikan adat menuntut 'ilmu ala mauritaniyyah..."

"syukran atas tadzkirahnya ustadz."

"'afwan, sebenarnya ana juga sedang muhasabah diri, kalau diri kita belum dididik dengan sistem seperti itu, berarti tugas kita untuk mendidik anak cucu kita dengan sistem yang mereka miliki..."

Dapat dari facebook, manis dibaca

Untukmu saudariku yang gagal dalam ta'aruf, 
yakinlah bahwa Allah 
telah menyiapkan ikhwan yang lebih baik untukmu..

Duhai lelaki, duhai para ikhwan!!

Duhai kalian yang ta'arufnya main-main, batal-batalkan terus, dan hanya coba-coba (untung-untungan).

Malulah kalian padanya!!
____________________


Mungkin, sering kau lihat,
ikhwan usia 24-25 thn sudah menikah. ---> hal biasa

Mungkin, sering kau lihat,
ikhwan usia segitu menginginkan kriteria calon istri berwajah cantik menawan ---> hal biasa

Mungkin, sering pula kau banyak lihat,
ikhwan berusia 27-30 thn ke atas
(Atau sudah tua) memiliki istri yang kurang sempurna cantiknya atau fisiknya. ---> hal biasa,
ikhwan usia segitu sudah dewasa dan kesabarannya sudah terpupuk dengan baik.

Tapi seringkah kau temui seorang ikhwan, dimana ia adalah seorang pemuda usia 19 tahun yang masih belia menikah dengan akhwat shalihah yang secara fisik penuh penyakitan?

Sungguh,
wallahi sangat jarang,
sangat langka,
lelaki muda 19 tahun yang shalih
yang sudah mengenal manhaj salafush shalih ini
bersedia menikahi akhawat yang secara fisik
sangat jauh dari kesehatan, kecantikan wajah, bahkan kecantikan tubuh.

Ikhwan yang masih muda belia ini,
berkata "keshalihanmu yang membuatku jatuh cinta"
Subhanallaah...

Semalaman selalu tidak bisa tidur.
Kau tau?
Lelaki ini menjaga istrinya yang kambuh-kambuhan di tengah malam.

Ia siasati dengan tidur ba'da isya,
bangun jam 10 malam untuk menjaga istrinya tercinta...

Ya!! Lelaki ini terjaga...

Dalam sholat-sholat malamnya...

Dalam khusyu'nya ibadahnya...

Dalam tangisan cinta doa-doanya...

Kelemahlembutannya mengalahkan pemuda 19 tahun lainnya!!

Kesabarannya... Masyaa Allaah...!!

Subuh masak air untuk istrinya yang kedinginan,
menanak nasi untik istrinya, takut istrinya tak mampu meraihnya...
Membeli lauk untuk istrinya...

Jam 6 pagi, ia berangkat kerja, meninggalkan sang istri seorang diri...

Setiap hari...
3 tahun...
Mencium dan memeluk istrinya penuh kasih...

Lelaki 19 tahun,
pemuda yang gentle ini,
sangat luar biasa yaa ikhwah...

Di saat lelaki muda 19 tahun lainnya mengenal maksiat,
mengenal pacaran, tapi ia beda!!

Di saat lelaki muda belia 19 tahun lainnya
menikah hanya dengan akhawat yang cantik,
yang tubuhnya sehat sempurna,
yang fisiknya cukup diperhitungkan para naluri lelaki.

Tapi, yang ini, ia BERBEDA!!
Ia langka...

Duhai lelaki, duhai para ikhwan!!
Duhai kalian yang ta'arufnya main-main,
batal-batalkan terus, dan hanya coba-coba (untung-untungan).
Malulah kalian padanya!!

Sosok ini... Nyata

(Kisah Nyata. Shahih, in syaa Allaah)

Baarakallahu fiikum :')

Sumber : kopas dari Ummu Fahrian Ida, tercatat di postingan beliau : 
via Ummu Muhammad Al-Mufarid

Sabtu, 08 Februari 2014

"APA Yang Kau Cari...??? "

Tulisan ini didapet dari fb, ga kenal yang postingin sih,
Beliau mencantumkan nama penulisnya yang ternyata penulisnya adalah Nelvika Dewi a.k.a Kak Nelvi,, terus ana konfirmasi lah ke kak Nelvi minta izin buat diposting di blog ini eeh.. ternyata kak Nelvi juga copas. Jadi intinya ga tau ini tulisan punya siapa. Pas di googling ada beberapa blog yg postingin renungan ini, tapi juga ga jelas penulis aslinya siapa dan awalnya dari mana.
Mudah-mudahan penulisnya ridho karyanya diposting di sini.




"APA Yang Kau Cari...??? "
Sudah di gunung, pantai kau rindukan
Tiba di pantai, gunung yang kau inginkan
Saat kemarau, kau tanya kapan hujan
Diberi hujan, kemarau kau tanyakan

Sudah tenang di rumah, pengin pergi
Begitu pergi, kau ingin ke rumah kembali
Sudah dapat ketenangan, keramaian kau cari
Keramaian kau temukan, ketenangan kau rindui

Apa yang sebenarnya yang kau cari?
Belum berkeluarga mncari istri/suami
Sudah berkeluarga, ngeluh anak belum diberi
Dapat anak, ngeluh lagi kurang rejeki
………………………….
Ternyata sesuatu tampak indah karena belum kita miliki

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan?
Kalau yang belum ada selalu kita pikirkan..
Sedang Yang sudah diberi Allah kita abaikan?
Bukankah telah banyak yang kau dapatkan?

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR
Karena kesyukuran akan membuatmu subur

Mungkinkah selembar daun bisa menutup bumi
Sedang kau tak bisa menutup telapak tangan sendiri
Tetapi saat selembar daun kecil menempel di mata
Maka bumi yang luas seperti tertutup semua

Begitu juga bila hatimu ditutupi keburukan
Seolah-olah yang tak cocok denganmu selalu kejelekan
Seluruh bumi seolah tak ada kebaikan
Padahal letaknya cuma hatimu yang ketutupan

Jangan tutup matamu dengan daun kecil
Jangan tutup hatimu dengan kotoran secuil
Syukuri nikmat Allah, meski kelihatan mungil
Terus istiqomah dengan sunnah maka kelak kau berhasil

Bila buruk hatimu, buruk pula akhlaqmu
Bila tertutup hatimu, tertutuplah segala sesuatu
Syukurilah semua apa yang ada padamu
Dari situ engkau memuliakan dirimu
Belajarlah berterimakasih kepada Allah Ta’ala
Sebagai modal untuk meMULIAkan-NYA.
Karena hidup adalah: "WAKTU yang dipinjamkan
Dan harta adalah: "ANUGERAH yang dipercayakan"




Kangen Ta'lim

Udah lamaaaa... rasanya ga menginjakkan kaki di ngajian,,
Menuntut ilmu syar'i sesuai yang dicontohkan Rasulullah Shallallohu 'alaihi wasallam...
Tapi bukan berarti keluar dari lingkaran itu,, bukan, sama sekali bukan.
Masih tetap mau di sana dan jadi bagian dari mereka, sungguh-sungguh mau, betapa bahagianya..
Mungkin akan segera Alloh mudahkan, semoga...

Karena berbeda rasanya belajar sendiri di rumah dibandingkan dengan menghadiri majlis-majlis ilmu di sana. Jauuuh berbeda,, semangatnya juga beda. Butuh kerja ekstra keras lagi untuk menguatkan dan menyemangati jiwa, sendirian. Rasa letih? Jemu? Kesal semua dilakukan di rumah sendirian tanpa temen ngajian? Pastilah ada, pasti.
Jiwa harus mandiri untuk bangkit sendiri, bagaimanapun caranya, jatuh bangkit lagi, merangkak, berdiri pelan-pelan, jatuh lagi begitu berulang-ulang.

Teringat pula masa-masa menggenggam bara, betapa bahagianya mengemban amanah menjadi al-ghuroba. Tak berapa lama, terlintas ingatan di masa berkelakuan salah kaprah, bodohnya, hinanya, ah nistanya.  Dan sederet hal konyol & memalukan lainnya. Dosa, dosa, dosa, dosa....

Jiwa yang ketakutan dan lalai, bagaimana jika ALLAH cemburu? Apa jadinya jika cinta kepadaNya diwujudkan dalam bentuk ketaatan yang ditunda-tunda? Sungguh takut ALLAH murka, tapi hatinya lemah.

Padahal cuma ALLAH yang bisa menolongnya, mengeluarkannya dari segala kesempitan, menghapus dukanya, menghilangkan gundah gulananya, meringankan bebannya, mengampuni dosa-dosanya. Cuma ALLAH yang bisa beri itu semua. Sungguh ingin ia mulai lagi. Setelah gagal ujian kesabaran, lebih baik diremedial lagi kan? Belajar sabar dimulai dari awal lagi.

Semoga ALLAH memberi jalan keluar terbaik, dan memudahkannya dalam kebaikan. ALLOHU musta'an.

Nano-Nano

Well,,,,

...............karena nggak layak untuk diposting, maka tulisan ini  ane apus  hehe...........

EDIT

EDIT

EDIT
                                            =====THE END OF STORY=====
------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Jumat, 07 Februari 2014

Pilih Kepaniteraan Klinik Luar atau Dalam?

hh..hmmm...mmmm... eheeemmmmmm...
Nah loh, keliatan banget galaunya kan?  
Jadi ceritanya itu begini, di umur ane yg udah pantes banget jadi ibuk2 beranak 3 ini,,, ane baru balik ngampus lagi semester ini setelah nganggur 4 semester (what???) :P
Alhamdulillah sih, di semester2 kemarin ---sebelum ane meninggalkan kampus & teman2 seangkatan yang merangkap sebagai calon rekan2 sejawat ane (huhuhikss.. :'( )--- ga ada blok yg ketinggalan sih y, jadi tinggal nyambung di semester 7 ini. 
Palingan ntar mungkin ane akan mengikuti remedial blok Menkes which also known as Manajemen Kesehatan (berarti ada yg ketinggalan dong semester ini) abis kemarin pas semester ini telat masuk 1 blok sih..

1 semester terdiri dari 3 blok, ini udah berakhir blok ke 2, pagi ini ujian blok Famed a.k.a Family Medicine, abis itu tinggal 1 blok lagi yaituuuuuuuu blok Elective...!!! Yes yes yes,, InsyaALLAH akhirnya ane akan bisa merasakan manisnya jadi sarjana  mungkin ga nyampe 2 bulan ke depan. So sweet banget kan hihi... 

Tapi tetep diiringi perasaan nyengir2 di dalem ati coz temen seangkatan udah pada selesai tinggal ngikutin UKDI & OSCE Nasional serta akan menjalani Internship >.< , yg belum selesai palingan udah di stase akhir,,, sedangkan ane?!? Ane stase pertama aja belom sodara-sodara! Tapi gapapa lah, ini yang terbaik, udah takdir ane & udah tertulis di Lauhul Mahfuzh di 'Arsy-NYA yang agung 50.000 tahun sebelum manusia diciptakan. Ane akan tetap berusaha belajar bersabar & menerima ketentuan dariNYA dengan penuh sukacita sebagai bentuk penghambaan diri kepada ROBBUL 'AALAMIIN. Lagian ane yakin kok, semua ujian yang dikasih ALLAH ke kita adalah karena ALLAH Maha Tahu kalo kita cukup kuat menjalaninya, meskipun awalnya shock shock shooock berat tapi semua yang terjadi pada kita, yakin adalah untuk menempa diri kita menjadi hambaNYA yg lebih baik, dan mendidik kita dengan cara yang amat mulia & bijaksana untuk lebih berdekat-dekat denganNYA. Alhamdulillah 'alaa kulli hal... 

Oke Back to the topic... 
Tapi sepertinya, euforia yang ane rasakan saat ini belumlah lengkap jika ane belum menentukan step selanjutnya --> akan ke mana menjalani kepaniteraan klinik a.k.a koas (kalo ga salah namanya sekarang udah berubah jadi koskap). 
Ane sampe galau menentukan di antara 2 pilihan --> Koas Luar ato Koas Dalam,,, sama2 punya plus minus masing2 sih... 
Oke, ane jembrengin satu persatu :

Koas Luar
Koas Dalam
Pros
     1. Masa koas lebih cepat (temen2 ane 3         semester udah pada kelar).

     2.  Ga ada masa menunggu (bukan masa  iddah yeee nanti pada salah faham pulak bahaya).
      Maksudnya fase mengantri di stase tersebut. Kata adek kelas ane (kurang lebih diksinya) sih gini, “malah anak2 09 itu kak, misal kita udah selesai di 1 stase hari jumat ni, seninnya mereka udah bisa masuk stase berikutnya loh kak..”

     3.  Mudah dapet nilai bagus.

     1.   Ga perlu pake mahrom kemana-mana, wong koasnya di Medan sini, di situ tuh di... JL. Prof. H. M. Yamin, SH No. 17, Medan hehe...   Bisalah naik angkot 48 warna biru dari terminal.

     2.  Ada masa menunggu yg lumayan lah (sepertinya akan bikin lumanyun kelamaan nunggu, hihihi..). Tapi ini kondisional lah, kenapa gitu? Karena bagi ane ini bisa jadi momentum yg tepat sih untuk  ngulang2 pelajaran kemarin.

Cons
     1. Ga ada mahrom mo pegi luar kota, kalopun tetap ambil ke sana terpaksa koordinasi si Afif (si adek), tapi anak abege 1 ini masih agak susah diandalkan, suka muncul & ilang tak menentu (semoga Afif segera jadi pemuda sholeh aamiin ALLOHumma aamiin). Ibuk sama bapak sih, kemarin ada yg punya niat baik mo nikahin ane & memuliakan ane sebagai perempuan eeh... belum diijinin, kalo gini kan jadi repot urusannya. *curhat dikit wkwkwk..

     2.  Sepertinya ane butuh fase mengantri itu agar dapat dimanfaatkan untuk belajar (karena sesuatu & lain hal kemarin ane nyaris ga pernah ngulang pelajaran). Salah ane sih.

     1. Kebalikannya, masa koas lebih lama (temen2 ane hampir 4 semester deh belom kelar2, ini setau ane rata2 lagi di stase akhir sih).

     2.  Agak sulit mendapatkan nilai, kata mamahnya temen ane; temen ane tuh cerita ke mamahnya kalo dapetin nilai B aja susah. Padahal ini anak MasyaALLAH terkenal pinter seangkatan loh (nah gimana dengan ane dengan kemampuan mengolah  otak yg segini2 aja).



Nah, dari semua yang ane jembrengin di sini nih, sempet mikir bakalan milih koas di dalem aja dengan pertimbangan :

  • Ga ada mahrom yang bisa siaga-in ane (red. siaga=siap antar jaga). Alesannya bisa diperhatikan di sini :

http://almanhaj.or.id/content/2848/slash/0/hukum-safar-bagi-wanita-tanpa-mahram/
http://salamdakwah.com/baca-pertanyaan/hukum-safarnya-muslimah-untuk-belajar-tanpa-mahrom.html
http://muslim.or.id/soal-jawab/soal-198-bolehkah-wanita-bersafar-tanpa-mahram.html


  • ummm... ada sepotong cerita baru-baru ini dari episode kehidupan ane yg telah berlalu (sedaaap bahasanya, padahal aslinya nyelekit banget).. Ane ga punya alasan  lagi untuk mentargetkan bersegera lulus koas, coz mungkin  itu udah fix berlalu.


Then,,, besok-besoknya hati ana baling, dengan alasan :

  • Karena kampus kita baru melakukan penyatuan akademik, maka RS tempat koasnya ikut mereka, daaaan.... ternyata salah satu RS untuk koas luar ada yg deket dari rumah, lumayan deket lah, mungkin sama aja  jaraknya dari rumah ke Jl. Prof HM Yamin itu dengan dari rumah ke pakam. Alhamdulillahilladzii bini'matihi tatimmushshoolihaat.  Jadi ga perlu safar juga kaliih, coz mahasiswa bisa milih mau di pakam, siantar, binjai, sama di Jl. Williem Iskandar (pancing), deket ama MAN 2 MODEL MEDAN, tetanggaan sama Unimed tuh RS nya (mungkin kalo bisa ntar mo nyicipin koas di situ juga). Untuk sementara ini denger2 pihak kampus lagi mengupayakan untuk mengadakan kerjasama dengan beberapa RS di luar kota. Tapi dengan yang sementara ini saja ane amat bersyukur kok, ALLAH beri jalan keluar, sekali lagi  Alhamdulillahilladzii bini'matihi tatimmushshoolihaat.
  • Dikomporin adek2 junioran  untuk koas luar
  • Trus tadi siang abis ujian blok, ketemu temen satu angkatan yg udah selese koas, dibilangnya :"bagus di luar aja Din, lebih cepat, kita lebih banyak kerja, lebih banyak dapet ilmu, ga rebutan sama PPDS palingan yg terasa pas di stase besar kayak bedah, interna... ......"
    Yah, inti dari percakapan ini adalah ambil koas luar.
  • Sebelumnya juga sempet ketemu beberapa temen 1 angkatan yg lain yg nyaranin untuk ambil di luar aja. 
Bismillah, kecondongan hati ini milih --------> koas luar. Semoga ALLAH mudahkan.
Tapi akan tetap beristikharah untuk lebih memantapkan pilihan. 

Next berikutnya adalah soal baju OK. Hmm,,, ini masalah cukup serius,, akan segera ana konsultasikan dengan temen yg mengalami langsung gimana solusinya.

Tapi kalo ada opsi lain, misal... jadi ibu rumah tangga, mungkin ini lebih tepat..
Kalo boleh nambah opsi lagi,, jadi ibu rumah tangga sambil koas gapapa...
Namun, apapun yang ALLAH kasih itu yg terbaik in syaa ALLAH...







 
Blogger Templates